Hanya Disini Berbagai Keunikan Berkumpul Menjadi Satu

Selasa, 16 November 2010

Diktat Putra Altar

1. Sikap tubuh:
a. Berdiri → Kegembiraan dan penghormatan → Prosesi masuk sampai doa pembukaan, alleluia sampai injil, aku percaya, kudus, bapa kami dan komuni, berkat
b. Duduk → Mau mendengarkan → Bacaan pertama sampai bacaan kedua, homili, dan setelah komuni
c. Hormat lutut → Mengormat secara mendalam dan tanda kesungguhan kerendahan hati → Menuju dan meninggalkan altar (lampu suci menyala)
d. Hormat kepala → Sikap setia dan pelayanan yang tulus → Saat memberikan atau meneriam dari romo dan menghormat meja altar atau hosti kudus
e. Berlutut → Kerendahan hati begitu mendalam → Doa umat, doa syukur agung, anak domba Allah, doa penutup
f. Mengangkat tangan ke dahi → Sikap penghormatan dan kesetiaan mendalam → Saat hosti dan anggur kudus ditahtakan

2. Simbol-simbol:
a. Roti tak beragi / hosti → Peran serta umat Allah bersama Allah dalam perjamuan Kudus
b. Air dan anggur → Usaha manusia dengan bantuan Allah untuk melakukan pertobatan
c. Lilin → Kehadiran Kristus ditengah-tengah kita
d. Dupa → Pengiring doa dan ujub yang dibawa bersama wanginya dupa
e. Minyak suci → Tanda pengurapan Allah dan kedekatan-Nya

3. Ritus dan Doa:
a. Ritus Pembuka
• Tanda Salib dan Salam
• Tobat
• Madah Kemuliaan
b. Liturgi Sabda
c. Liturgi Ekaristi
• Persiapan persembahan
• Doa Syukur Agung
• Bapa Kami
• Doa Damai
• Pemecahan Roti
d. Ritus Penutup

4. Perlengkapan putra altar:
a. Mozeta → kerah atau slyer yang dikenakan di leher sesuai dengan warna liturgi saat itu
b. Alba → jubah putih yang dikenakan putra altar
c. Singel → tali yang dikenakan di pinggang, warnanya sesuai dengan warna liturgi saat itu

5. Perlengkapan lain dalam liturgi:
a. Kasula → mantel atau jubah besar yang dikenakan romo sesuai dengan warna liturgi
b. Stola → selendang panjang yang dikenakan oleh romo sesuai dengan warna liturgi saat itu
c. Amik → kain segi-4 yang dikenakan romo atau diakon sebelum memakai alba (tidak wajib)
d. Velum →kain atau mantel suci yang dikenakan romo sebelum mengangkat monstran atau benda suci lainnya dan velum tidak boleh menyentuh tanah.
e. Superpli → sejenis alba namun hanya sebatas perut, biasanya dikenakan diakon setelah memakai alba

6. Warna-warna liturgi:
a. Hijau → Masa biasa / tidak ada peringatan, melambangkan kesuburan
b. Merah → Kemartiran, digunakan saat Jumat Agung, atau peringatan martir
c. Putih → Perayaan, sukacita, digunakan saat Paskah, Natal, dll.
d. Ungu → Kedukaan, dukacita, penantian, digunakan saat masa prapaskah, adven, dll.
e. Hitam → Kesedihan mendalam, biasanya digunakan saat misa arwah

7. Alat-alat liturgi:
a. Piala → cawan yang digunakan romo untuk minum anggur dan air (1)
b. Purificatori / Purificatorium → kain berlipat 3 berguna untuk membersihkan piala(2)
c. Sendok kecil → digunakan untuk mengambil anggur atau air (sangat jarang digunakan) (3)
d. Patena → piring kecil untuk meletakkan hosti besar (4)
e. Hosti besar (5)
f. Pala → papang segi-4 berfungsi menutupi piala atau sibori (6)
g. Korporal → kain berlipat 9 yang berfungsi sebagai alas piala di meja altar (7)
h. Wiruk → tempat arang dan mengeluarkan asap sebagai simbol penghantar doa dan ujub
i. Dupa → mengeluarkan aroma wangi sebagai simbol pengiring doa dan ujub kita kepada Tuhan dalam wangi-wangian
j. Sibori → tempat untuk menaruh hosti dalam jumlah banyak, dan bentuknya menyeruapai piala
k. Piksis → tempat untuk menaruh hosti dalam jumlah sedikit, biasanya digunakan untuk melakukan pelayanan kepada orang sakit atau jompo
l. Monstran → digunakan untuk pengtahtaan Hosti Kudus dan digunakan saat Kamis Putih dan Jumat Pertama
m. Ampul →digunakan untuk meletakkan air dan anggur
n. Cerek lavabo → digunakan untuk cuci tangan dan mengelap romo (1 paket)
Nb: 1 – 7 adalah urutan dalam piala persembahan



“Servite domino in leatitia” artinya “Semua indah pada waktunya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar